Pekanbaru, Kabarmonitor.com- Kembali citra dan nama baik organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) tercederai, buntut kekesalan yang dialami Guru- Guru di kota Pekanbaru berawal dari skenario yang dimainkan ketua PGRI Provinsi Riau ( Adolf) yang diduga kuat ikut berperan dalam menyusun skenario kurang sehat sehingga tercetusnya satu nama yaitu Miftahudin M,Pd yang terpilih secara aklamasi secara akal bulus menuai protes keras dari kalangan guru-guru di kota Pekanbaru.
Protes keras tersebut tercetus dari suara kekecewaan dari guru-guru di kota Pekanbaru, bahkan diduga ketua PGRI Riau ikut berperan kuat dalam setingan hingga terpilihnya Miftahudin. Selama ini organisasi PGRI sangat kental terpandang dalam menyatukan kesatuan guru-guru, namun saat ini untuk memilih ketua PGRI Pekanbaru, campur tangan ketua PGRI Riau begitu kental dalam meloloskan niat nya.
Kejadian skenario licik diupayakan oleh banyak campur tangan, pihak sehingga kuat dugaan organisasi PGRI tidak hayal seperti pemilihan OKP ( Organisasi Kepemudaan ) buruknya sistim yang di kemas dalam pemilihan calon ketua PGRI Pekanbaru beberapa hari silam hingga mencederai dan melukai hati para guru-guru guru di kota Pekanbaru.
Informasi memilukan berawal dari terpilihnya secara aklamasi Miftahudin sebagai Ketua PGRI Kota Pekanbaru Periode 2025–2030, hingga menuai kritikan dari berbagai kalangan guru di Kota Pekanbaru. Pasalnya, Konferensi Cabang Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Pekanbaru masa bakti XXIII tahun 2025 tersebut dinilai sarat kepentingan dan tidak transparan.
Dengan berpolemiknya hasil Pemilihan Ketua PGRI Kota Pekanbaru yang dilaksanakan Pada 3 November 2025 lalu di Gedung Guru Rusli Zainal Kota Pekanbaru, maka para guru-guru di Kota Pekanbaru mengeluarkan pernyataan sikap penolakan terhadap proses hasil konferensi PGRI kota Pekanbaru yang diselenggarakan pada 3 November 2025 yaitu " Diduga SK ketua dan pengurus cabang masih aktif.
" Mem Plt kan Ketua Cabang PGRI se kota Pekanbaru dengan sepihak oleh Plt PGRI kota/ PGRI Riau tanpa ada sosialisasi dan kordinasi, Penunjukan PGRI cabang saat konferensi PGRI kota secara sepihak tanpa melalui mekanisme ditingkat PGRI cabang, sangat tidak transparan dan tidak ada pemberitahuan pada pengurus cabang yang aktif, lanjutnya, Konferensi PGRI kota yang dilaksanakan digedung guru provinsi Riau tanggal 3 November tidak melibatkan pengurus cabang PGRI se kota Pekanbaru dan beberapa dari peserta konferensi PGRI yang dilaksanakan di gedung guru Riau tanggal 3 November 2025, mereka ditelpon dan langsung ditunjuk sebagai Plt PGRI cabang disetiap kecamatan se Kota Pekanbaru."
Sehubungan dengan telah terpilih dan dilantiknya Ketua PGRI Kota Pekanbaru oleh Ketua PGRI Provinsi Riau secara mendadak dan tiba-tiba, maka kami mewakili Guru-guru di Kota Pekanbaru menyampaikan sikap sebagai berikut :
Mekanisme pemilihan ketua PGRI Kota Pekanbaru seperti sudah diatur secara sistematis dan teratruktur oleh PGRI Provinsi Riau dengan Tujuan terselubung untuk melenggangkan kembali Ketua PGRI sekarang untuk bisa terpilih kembali untuk periode berikutnya. Hal ini sangat menciderai perasaan para Guru dimana organisasi seperti PGRI dengan mudahnya menjadi alat permainan bagi orang-orang atau kelompok yang memiliki kepentingan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan sekaligus mematahkan semangat guru sebagai profesi profesional sedangkan organisasinya sendiri jauh dari kata profesional.
Penunjukan Plt. Ketua PGRI Kecamatan yang bertugas menjadi pemegang mandat untuk memilih ketua PGRI kota sangat tidak transparan, terselubung dan sangat tertutup dan tidak di ketahui oleh ketua K3S Kecamatan dan hanya orang2 yang titipan dari seorang yang berambisi atau dikondisikan untuk menang dalam pemilihan ketua PGRI Kota Pekanbaru.
Adanya isu-isu hutang PGRI kota Pekanbaru yang jumlah nya ratusan juta rupiah kepada pengurus PGRI Provinsi yang menambah daftar bobroknya organisasi PGRI saat ini.
Adanya isu pengurus PGRI Riau yang ingin mengatur bahwa ketua PGRI dari kabupaten kota di Riau harus orang-orang yang sejalan dengan mereka, seperti yang telah terjadi di kabupaten Kampar, Meranti, Pekanbaru dan yang lainnya.
Dengan memanfaatkan habisnya masa bakti pengurus lama dan PGRI Riau mem Plt kan ketua kabupaten kota dan mereka kondisikan sesuai dengan keinginan dan kehendak mereka, ucap beberapa Guru- Guru kota Pekanbaru kepada media ini.
Lanjut Guru- Guru, oleh karena itu kami atas nama guru ASN SE kota Pekanbaru menolak dengan tegas mekanisme pemilihan ketua PGRI Pekanbaru yang dilaksanakan sebelumnya karena terbukti hanya menjadi akal-akalan dari PGRI Riau.
Bahkan jika aspirasi kami tidak diindahkan maka kami akan mengambil sikap untuk memberhentikan iuran untuk PGRI yang dipotong dari gaji guru setiap bulan, sampai proses pemilihan ketua PGRI Pekanbaru agar diulang kembali dengan mekanisme terbuka, transparan dan profesional.
Terakhir, kami meminta dengan tegas kepada ketua dan pengurus PGRI Riau agar tidak terlalu jauh untuk atau dalam penyelenggaraan proses pemilihan ketua PGRI Pekanbaru dengan ketemuan biarkan proses pemilihan diselengarakan secara transparan dan terbuka agar hak- hak kami dapat memilih dengan baik dan benar tanpa ada akal bulus apapun, biarkan proses pemilihan ketua PGRI Pekanbaru berjalan dengan semestinya, dan jangan sampai terjadi ibarat pemilihan ketua OKP, tegas mereka.
Liputan TIM SPI Pusat
