PW IPSS Riau, Mendukung Masyarakat Pulau Rempang Mempertahankan Tempat Tinggalnya Agar Tidak Direlokasi

PEKANBARU - Kabarmonitor.com Unjuk rasa serta penolakan dari berbagai elemen Masyarakat, LSM, OKP, dan Organisasi Kesukuan yang ada di Negri ini terhadap akan direlokasi nya warga Rempang dan Galang yang diusulkan oleh BP Batam terus dilakukan sampai hari ini, pasca bentrokan berdarah antara aparat penegak hukum dan warga Rempang, Galang beberapa waktu yang lalu. Selasa (13/9/2023).

Dari informasi yang didapat oleh Media ini, bentrokan kembali pecah siang kemarin di Kantor BP Batam (12/9). Terkait hal tersebut, protes keras di layangkan oleh Pengurus Wilayah (PW) Riau Ikatan Pemuda Sulawesi Selatan (IPSS).

Kepada Media ini, Ketua PW IPSS Provinsi Riau Daeng Saparman, SE., melalui sekretaris umum (Sekum) nya Daeng M. Hatta Yahya, SH., didampingi oleh Tokoh Pemuda Bugis Melayu Riau Daeng Johan mengatakan bahwa," sangat menyesalkan terjadinya bentrokkan antara Tim gabungan keamanan dengan kelompok Masyarakat Melayu di Pulau Rempang dan Pulau Galang, dan jelas ini sudah mencederai nilai- nilai kemanusiaan yang mengakibatkan dapat menimbulkan trauma bagi pisikologis yang mendalam bagi anak- anak yang melihat kerusuhan tersebut.

" Kami dari PW IPSS Provinsi Riau, meminta kepada Pemerintah untuk mengedepankan Musyawarah serta menjunjung tinggi nilai nilai adat dan Kemanusiaan dalam mengambil langkah bijak serta berkeadilan dalam menyelesaikan masalah, dan melindungi hak hak Masyarakat Melayu Pulau Rempang dan pulau Galang," tegas Daeng Hatta Yahya.

Lebih lanjut Daeng Hatta Yahya menambahkan," sangat menyayangkan atas sikap BP Batam yang abai terhadap hak-hak serta aspirasi masyarakat 16 kampung tua yang ada di Rempang-Galang, mengutuk dan mengecam keras atas tindakan represif dari aparat Keamanan Negara yang diduga telah melakukan pelanggaran HAM berat.

"Mendesak Pemerintah untuk mengkaji ulang perencanaan Pembangunan project Rempang Eco City dan mencopot Kepala BP Batam karna telah mengangkangi hak-hak masyarakat Rempang-Galang, jangan sampai Kita di jajah di Tanah Kita sendiri," kata Daeng Hatta Yahya.

Hal senada juga disampaikan oleh Tokoh Pemuda Bugis Melayu Riau Daeng Johan," Saya berharap agar kejadian bentrokan yang serupa tidak terulang kembali, marilah Kita menyelesaikan permasalah ini dengan mengedepankan musyawarah agar selalu terciptanya kondisifitas ditengah tengah Masyarakat, dengan tidak mengesampingkan Hukum yang ada di Negara Indonesia,".

Di Bumi Melayu Lancang Kuning ini, Orang Melayu dan Orang Bugis sangat erat hubungan nya, dalam sejarah pun mencatat nya. Suku Bugis dikenal sebagai penganut adat istiadat yang kental dan kuat serta selalu membantu sesama apabila di tanah yang diinjaknya terjadi keributan atau kekacauan," pungkasnya.

"Saya, sangat menyayang kan terjadinya bentrokan beberapa hari yang lalu dan bentrokan hari ini, serta mendukung perjuangan masyarakat Pulau Rempang, Galang untuk mempertahankan tanah leluhurnya dan haknya," ungkap Daeng Johan.

Semoga apa yang terjadi di Pulau Rempang, Galang, Batam cepat terselesaikan serta kami selalu mendoakan agar saudara saudara yang disana selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT dan meminta Pemerintah mengkaji ulang rencananya tersebut, demi terciptanya kondisi yang aman serta kondusif, tutup Daeng Johan.

Editor: Rian

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak